Home » » Melongok Suiseki Raksasa Penuh Telapak Kaki

Melongok Suiseki Raksasa Penuh Telapak Kaki

Written By kasmawan27@gmail.com on Jumat, 21 Agustus 2015 | 08.49

Kekayaan alam Indonesia bukan hanya batu akik, ternyata negeri ini juga kaya suiseki (batu air) dalam berbagai ukuran. Salah satunya adalah suiseki raksasa yang terdapat di Desa Serule, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Suiseki yang oleh warga Desa Serule diberi nama Atu Seleman, tingginya sekitar 5 meter dan panjangnya mencapai 15 meter.

Suiseki raksasa berwarna hitam itu dipenuhi oleh relief alam berbentuk telapak kaki manusia dan hewan dengan berbagai ukuran. Selain Atu Selemen, sekitar 20 meter ke arah Timur terdapat suiseki raksasa lainnya yang diberi nama Atu Perukumen.

Keunikan Atu Perukumen, di atasnya terdapat sebuah lempengan. Apabila lempengan itu diketuk dengan batu akan mengeluarkan bunyi, seperti bunyi gong. Ukuran Atu Perukumen lebih kecil dari Atu Seleman. Begitulah keunikan suiseki raksasa yang terdapat di Desa Serule, Aceh Tengah.

Untuk membuktikan keunikan suiseki raksasa itu, Kamis (9/4/2015), kami bersama arkeolog Ketut Wiradnyana mencoba mendatangi lokasi tersebut. Jalan menuju lokasi adalah jalan dengan permukaan tanah. Jarak Kota Takengon sekitar 46 Km yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Sekitar pukul 11.00 WIB, perjalanan “Melongok Suiseki Raksasa Penuh Telapak Kaki” dimulai. Kami menggunakan dua unit mobil warna hitam. Pelan-pelan mobil meninggalkan Kota Takengon,  merangkak tebing-tebing terjal di sisi Utara Danau Laut Tawar.

Ruas jalan ini sedang dalam proses perbaikan. Debu dari permukaan jalan berterbangan ke udara. Lubang-lubang menganga juga memenuhi permukaan jalan menuju ke arah Desa Serule itu. Kondisi inilah yang menyebabkan mobil tidak dapat dipacu dalam kecepatan tinggi.

Tepat pukul 12.30 WIB, kami tiba di persimpangan jalan menuju ke arah Desa Serule. Lima belas menit kemudian, kami tiba di persimpangan jalan menuju ke arah Layong. Kami berbelok ke arah Layong melewati jalan tanah berdebu. Suasananya sangat sepi, di kiri-kanan jalan hanya terlihat tegakan pohon pinus.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sejarah Peradaban Dunia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger